Sewa Mobil Hiace untuk Mudik Lebaran
April 12, 2022Layanan City Tour Cirebon dan Seluruh Kota di Indonesia
October 28, 2022Mengenal Tradisi Nadran Cirebon untuk Kesejahteraan Nelayan
Tradisi Nadran adalah upacara adat nelayan yang dilaksanakan di pesisir utara pantai pulau jawa, seperti Subang, Indramayu, dan Cirebon. Tradisi ini merupakan hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. penamaan tradisi ini menurut sebagian masyarakat, berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam: pemenuhan janji.
Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Dan upacara ini bertujuan untuk mensyukuri nikmat atas hasil tangkapan ikan yang melimpah, mengharap peningkatan hasil pada tahun mendatang dan berdoa agar tidak mendapat aral melintang dalam mencari nafkah di laut.
Upacara Adat Nadran yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun. Selain upacara ritual adat, kesenian tradisional serta pasar malam pun diselenggarakan selama seminggu. Di Kabupaten Indramayu, umumnya Upacara Adat ini diselenggarakan antara bulan Oktober sampai Desember yang bertempat di Pantai Eretan Kulon, Eretan Wetan, Dadap, Limbangan dan Karangsong. Sedangkan di Kabupaten Subang, di antaranya adalah di Pantai Blanakan.
Sejarah Nadran
Konon, Tradisi nadran sudah ada sejak abad ke-15. Saat itu, Ki Ageng Tapa atau Ki Jumatan Jati, penguasa Cirebon, mengadakan syukuran setelah putrinya tamat pesantren di Karawang. Masyarakat menggelar ider-ideran (arak-arakan), doa, hingga makan bersama di Pelabuhan Muara Jati. Ketika sedang makan, Ki Ageng Tapa kedatangan siluman laut. Mereka meminta makanan agar ikut mendapat berkah. Mendengar itu, Ki Ageng Tapa, berjanji membawakan makanan yang diminta tahun depan. Nazar inilah yang kemudian disebut nadran.
Dr Munir Subarman memaparkan kisah itu dalam artikelnya ”Pergumulan Islam dengan Budaya Lokal di Cirebon (Perubahan Sosial Masyarakat dalam Upacara Nadran di Desa Astana, Sirnabaya, Mertasinga, Kecamatan Cirebon Utara)”. Munir menilai, sikap Ki Ageng Tapa adalah wujud tanggung jawab memelihara keseimbangan lingkungan hidup di darat dan laut. Pada masa Sunan Gunung Jati, salah satu wali sanga penyebar Islam di Jawa, tradisi itu tetap berlanjut.
Persembahan Nadran
Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Selain itu, dalam upacara ini juga disediakan nasi tumpeng dan lauk pauk yang melimpah.
Sebelum ancak dilepaskan ke laut, terlebih dahulu diarak mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, atau seni kontemporer (drumband). Sedangkan nasi tumpeng dan lauk pauk lainnya dibagikan kepada masyarakat sekitar, yang biasa disebut dengan bancakan atau berkat. Setiap perayaan upacara nadran, selalu digelar wayang kulit selama 1 minggu.
Siapa saja yang bisa ikut merayakan Nadran?
Siapapun boleh ikut memeriahkan perayaan tersebut tanpa melihat latar belakang (usia, agama, suku, jenis kelamin, dan lainnya). Oleh karena itu, pesta laut ini sangat penting untuk dilestarikan, karena memiliki keunikan dan tujuan yang baik.
Dari penjabaran di atas, ternyata upacara tradisi nadran memiliki nilai-nilai filosofis yang luar biasa, yang sejalan dengan ideologi Pancasila. Nilai-nilai yang dapat kita ambil adalah solidaritas, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai, peduli lingkungan, tanggung jawab sosial dan aspek religius, yang tertuang dalam bentuk tari-tarian, nyanyian, dan doa-doa yang merupakan bagian dari tradisi.
Nah, karakter dan watak warga desa pesisir yang dikenal keras, ternyata dapat dilunakkan melalui upacara ini. Terbukti pelaksanaannya mampu meningkatkan persaudaraan antar warga desa. Kita juga dapat menerapkan nilai-nilai tradisi di atas dalam menghadapi segala situasi saat ini. Dengan senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbagi dan saling tolong menolong antar sesama.
Sewa Mobil di Naba Transport
Jika Anda ingin melanjutkan petualangan dan mengeksplorasi lebih dalam tradisi Cirebon yang kaya, Hiace Transport siap mendukung perjalanan Anda. Dengan menyewa mobil dari kami, Anda dapat dengan mudah menjelajahi berbagai destinasi budaya di Cirebon dengan kenyamanan dan keamanan yang terjamin.
Di Cirebon Anda dapat menikmati beragam destinasi wisata yang menarik untuk dieksplorasi. Anda dapat mengunjungi Keraton-keraton Cirebon yang megah dan melihat keindahan arsitektur Jawa klasiknya, atau berwisata religi di ke Makam Sunan Gunung Jati. Selain itu, Anda juga dapat mengunjungi Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang merupakan salah satu masjid bersejarah di Jawa Barat dengan arsitektur yang indah.
Bagi pecinta kuliner, Cirebon juga menawarkan berbagai hidangan lezat seperti empal gentong dan nasi jamblang. Dengan begitu banyak destinasi wisata menarik ini, Cirebon adalah tempat yang sempurna untuk merasakan kekayaan budaya dan sejarah Indonesia. Segera hubungi Hiace Transport untuk pengalaman tak terlupakan dalam menjelajahi tradisi-tradisi unik Cirebon!
Informasi
- WhatsApp : 0811 215 6666
- Instagram : @hiacetransport
- Facebook : Hiacetransport
- Email : hiacetransport@gmail.com